Minggu, 13 April 2014

3 Kesalahan Ketika Trading Pada Volatilitas Rendah

Menurut index volatilitas dari DailyFX.com, volatilitas pasar forex akhir-akhir ini cenderung rendah (sampai dengan 12 Maret 2014 saat sumber artikel ini dipublish dailyfx.com). Trader banyak yang frustasi dengan kondisi ini karena mengharapkan pergerakan trending dan terjadinya breakout.



Volatilitas pasar yang rendah sebenarnya menguntungkan trader karena biasanya membuat pasar bergerak ranging (sideways). Dari penelitian DailyFX
banyak trader yang mendulang profit dari kondisi ini, apalagi jika volatilitas rendah terjadi dalam sehari penuh. Ini terjadi karena level support dan resistance cenderung kuat dan konsisten sehingga memuluskan strategi buy pada support dan sell pada resistance, yang lazim disebut strategi pullback atau buy low sell high. Pada keadaan tertentu bisa terjadi beberapa kali harga bolak-balik antara level support dan resistance sehingga frekuensi trading meningkat, dengan persentasi kesalahan entry yang minimum.

Dengan logika tersebut trader seharusnya bisa enjoy pada volatilitas pasar yang rendah. Jika hasil trading Anda akhir-akhir ini kurang konsisten, mungkin Anda telah melakukan 3 kesalahan yang lazim ketika trading pada pasar ranging atau volatilitas rendah, yaitu:
1. Menggunakan strategi trend following ketika kondisi pasar tidak trending
2. Stop loss yang terlalu dekat
3. Ketidak-sabaran untuk segera menutup posisi trading karena pergerakan harga memang cenderung lambat.
1. Menggunakan strategi trend following ketika kondisi pasar tidak trendingTindakan perbaikan : gunakan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar.
Satu hal yang sering terlupakan dalam membuat strategi pada rencana trading adalah penyesuaian strategi pada kondisi pasar (trending atau ranging). Biasanya setelah strategi kita berjalan sesuai harapan kita akan selalu menggunakan strategi tersebut tanpa memperhatikan kondisi pasar saat kita entry.

Perlu diingat bahwa sebuah strategi tidak akan bisa berjalan pada 2 keadaan pasar sekaligus, trending dan ranging. Cara yang paling mudah adalah mengenali volatilitas pasar, dan indikator yang bisa membantu antara lain Average True Range (ATR)Average Directional Index (ADX), atau indikator indeks volatilitas seperti gambar diatas. Jika melihat perubahan kondisi, kita bisa segera merubah strategi atau berganti pasangan mata uang yang ditradingkan.
2. Stop loss yang terlalu dekat Tindakan perbaikan : berikan ruang gerak yang lebih lebar agar trade Anda tetap hidup.
Kesalahan lazim yang lain adalah anggapan bahwa resiko ditentukan oleh perbedaan pip antara level entry dan level stop loss. Yang benar resiko adalah sejumlah nilai uang yang bisa kita relakan jika ternyata strategi kita tidak berjalan dengan benar. Trader A dengan stop loss 100 pip bisa saja menanggung resiko lebih sedikit dari trader B dengan stop loss yang hanya 10 pip, karena ukuran lot (volume) trading trader A jauh lebih kecil dari volume trading yang digunakan trader B sehingga nilai per pip trader B jauh lebih besar.

Jadi resiko tidak ditentukan oleh besarnya pip, tetapi nilai uang. Oleh karena itu kita bisa mengatur besarnya stop loss sesuai dengan sejumlah nilai uang yang kita bisa terima sebagai resiko. Menentukan level stop loss yang terlalu dekat sangat tidak nyaman, dan akan ‘mengundang’ pasar untuk menyentuh level itu. Semakin dekat dengan level entry akan semakin rawan untuk tersentuh. Hindari memperbesar resiko dengan stop loss yang terlalu dekat dengan level entry. Biarkan trade Anda tetap hidup dengan stop loss yang logis dan obyektif. Dalam hubungannya dengan volatilitas pasar, salah satu cara yang digunakan trader untuk menentukan level stop loss adalah dengan menggunakan indikator ATR.

3. Ketidak-sabaran untuk segera menutup posisi trading karena pergerakan harga memang cenderung lambat.
Tindakan perbaikan : tidak menggunakan ukuran lot trading yang terlalu besar ketika volatilitas rendah.
Secara psikologis ketidak-sabaran timbul karena ingin secepatnya meraup profit ataupun merealisasikan kerugian agar bisa kembali entry.

                                                             

Perlu Anda ketahui bahwa ketika volatilitas sedang rendah kondisi pasar ranging, dan pada umumnya pergerakan pasar lambat sehingga akan lebih lama mencapai level support atau resistance. Dengan ukuran lot yang relatif kecil, Anda akan lebih santai dan sabar dalam menyikapi pergerakan harga pasar, disamping bisa entry pada pasangan mata uang lainnya jika diinginkan.

Sumber : www.dailyfx.com : Trendless Markets: 3 Common Mistakes and How to Correct Them, by Jeremy Wagner                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bicara apa?